PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA) Instalasi
Kali ini aku mau cerita ke kalian tentang bagaimana itu praktek kerja profesi apoteker. Di kampusku sendiri pkpa ini dibagi menjadi 3, antara lain: pemerintahan (prakteknya nanti di dinas kesehatan kota/kabupaten, instalasi farmasi dan puskesmas) selama seminggu, rumah sakit selama 2 bulan, dan apotek selama sebulan. Bagi yang memilih penjurusan industri, maka pkpa di rumah sakit ditiadakan diganti dengan industri farmasi.
Pkpa pertamaku yaitu di instalasi farmasi kota, sebenarnya instalasi farmasi ini dibawahai oleh dinas kesehatan, namun tempatnya berbeda. Aku sendiri baru paham pas terjun langsung. Baru tahu kalau ternyata perbekalan farmasi di puskesmas yang disediakan oleh pemerintah itu di simpan di gudang farmasi, disebutnya instalasi farmasi. Dari tempat inilah obat maupun alkes di distribusikan ke seluruh puskesmas sekabupaten. Alur dari pendistribusian yaitu, puskesmas mengajukan permintaan kebutuhan obat ke instalasi farmasi, kemudian instalasi farmasi merekap kebutuhan masing-masing puskesmas. Setelah itu, instalasi mengajukan ke dinas kesehatan kota. Nah, dinas kesehatan kota meneruskan ke dinas kesehatan provinsi.
Instalasi farmasi ini lumayan luas. Terdiri dari gedung berlantai dua dengan halaman yang luas. Ada satu apoteker sebagai ketua instalasi dan stafnya terdiri dari TTK. Pertama dilakukan briefing oleh ketua instalasi, beliau mengenakan jas apoteker dengan blangkon sehingga terkesan berasal dari pulau tertentu. Setelah briefing, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melihat tempat penyimpanan mulai dari vaksin, obat dan alkes. Vaksinnya pun di simpan khusus dalam satu ruangan dengan satu petugas. Dalam ruangan tersebut terdapat beberapa freezer yang diatur suhunya sesuai stabilitas vaksin, juga terdapat indikator suhu dan alarm suhu yang akan berbunyi jika suhunya tidak sesuai dengan standar. Sedangkan untuk penyimpanan obat lain, harus ada penyangga dilantai sebelum diletakkan kardus obatnya.
Sekian ceritanya tentang instalasi farmasi, tidak panjang karena hanya 3 jam di sana. Itulah gambaran atau bayangan bagaimana pkpa di instalasi, dan untuk mengingatkan diriku sendiri telah melewati tahap pertama.
Terima kasih telah bersedia membaca.
Pkpa pertamaku yaitu di instalasi farmasi kota, sebenarnya instalasi farmasi ini dibawahai oleh dinas kesehatan, namun tempatnya berbeda. Aku sendiri baru paham pas terjun langsung. Baru tahu kalau ternyata perbekalan farmasi di puskesmas yang disediakan oleh pemerintah itu di simpan di gudang farmasi, disebutnya instalasi farmasi. Dari tempat inilah obat maupun alkes di distribusikan ke seluruh puskesmas sekabupaten. Alur dari pendistribusian yaitu, puskesmas mengajukan permintaan kebutuhan obat ke instalasi farmasi, kemudian instalasi farmasi merekap kebutuhan masing-masing puskesmas. Setelah itu, instalasi mengajukan ke dinas kesehatan kota. Nah, dinas kesehatan kota meneruskan ke dinas kesehatan provinsi.
Instalasi farmasi ini lumayan luas. Terdiri dari gedung berlantai dua dengan halaman yang luas. Ada satu apoteker sebagai ketua instalasi dan stafnya terdiri dari TTK. Pertama dilakukan briefing oleh ketua instalasi, beliau mengenakan jas apoteker dengan blangkon sehingga terkesan berasal dari pulau tertentu. Setelah briefing, kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melihat tempat penyimpanan mulai dari vaksin, obat dan alkes. Vaksinnya pun di simpan khusus dalam satu ruangan dengan satu petugas. Dalam ruangan tersebut terdapat beberapa freezer yang diatur suhunya sesuai stabilitas vaksin, juga terdapat indikator suhu dan alarm suhu yang akan berbunyi jika suhunya tidak sesuai dengan standar. Sedangkan untuk penyimpanan obat lain, harus ada penyangga dilantai sebelum diletakkan kardus obatnya.
Sekian ceritanya tentang instalasi farmasi, tidak panjang karena hanya 3 jam di sana. Itulah gambaran atau bayangan bagaimana pkpa di instalasi, dan untuk mengingatkan diriku sendiri telah melewati tahap pertama.
Terima kasih telah bersedia membaca.
Comments
Post a Comment